Sabtu, 03 Desember 2016

Praktikum Bahan Bangunan Laut 7

Pada Jumat, tanggal  14-18 November 2016, kami melakukan praktikum yang dilaksanakan di Laboratorium Rekyasa Struktur yang terletak di belakang gedung CIBE. Praktikum pada hari tersebut meliputi :

Curing Beton
Capping Beton
Uji Beton 7 Hari

Curing Beton :
1. Beton yang sudah memadat dilepas dari bekisting
2. Memasukkan beton segar ke dalam bak curing yang berisi air kapur
3. Tutup beton yang dimasukkan ke dalam bak dengan kain agar bagian atas beton juga terbasahi
4. Didiamkan selama 4 hari (atau diambil kembali saat h-1 uji beton)

Dokumentasi :


Capping Beton :

1. Beton dikeluarkan dari bak curing
2. Beton didiamkan terlebih dahulu sehingga kering
3. Siapkan cetakan yang sudah diisi oleh belerang yang sudah dipanaskan
4. Letakkan cetakan pada salah satu ujung beton
5. Dingikan beton yang sudah di cap oleh belerang
6. Beton siap di uji

Dokumentasi :


Uji Beton 7 Hari :
1. Timbang berat awal beton sebelum diuji
2. Letakkan beton pada UTM (Universal Testing Machine) pada tempat yang disediakan
3. Jalankan UTM dengan tekanan dinaikan secara berkala dengan kecepetan berkisar 4 kg/cm2 - 6 kg/cm2 per detik
4. Lakukan pembebanan hingga beton mengalami brittle atau hancur, lalu catat beban maksimum yang dapat diterima oleh beton.
5. Hitung kuat tekan beton benda uji dengan membagi gaya maksimum yang diberikan UTM dengan luas permukaan yang terkena gaya

Hasil uji tekan :
beton 1 = 448.000 N = 25.3516 MPa
beton 2 = 412.000 N = 23.3144 MPa
Dokumentasi :
1477632942711

Praktikum Bahan Bangunan Laut 6

Pada Jumat, tanggal  11 November 2016, kami melakukan praktikum yang dilaksanakan di Laboratorium Rekyasa Struktur yang terletak di belakang gedung CIBE. Praktikum pada hari tersebut meliputi :

Uji Tarik Baja


Alat
  • Jangka sorong, untuk mengukur diameter penampang.
  • Penggaris, untuk mengukur panjang penampang.
  • Mesin uji Universal Testing Machine (UTM), berfungsi untuk memberi dan mengontrol laju pembebanan.
  • Data Logger, berfungsi sebagai alat pencata data.
  • Strain gauge, berguna untuk mencatat tegangan dan regangan . Strain gauge ini hanya dipasang di baja tulangan ulir f 16 sebagai perbandingan dengan data yang didapat data logger
 Bahan
  • 3 buah baja tulangan polos dengan masing – masing diameter 8, 10, dan 12 mm.
  • 3 buah baja tulangan ulir dengan masing – masing diameter 10, 13, dan 16 mm.
 Metodologi Pengujian
  1. Benda uji disiapkan dan benda uji diberi tanda pembeda , kemudian pengukuran panjang serta diameter benda uji
  2. Alat dipersiapkan dengan cara mengecek semua alat yang digunakan dan lakukan kalibrasi alat
  3. Pemasangan benda uji ke mesin UTM diusahakan sumbu alat penjepit harus berhimpit dengan sumbu benda uji dan pemasangan alat ukur Strain Gauge
  4. Benda uji ditarik dengan pertambahan beban yang konstan hingga benda uji putus. Kemudian pada setiap penambahan beban , besar perpanjangan diamati dan dicatat
  5. Perilaku benda uji diamati secara visual
  6. Setelah putus, panjang akhir benda uji diukur 
 Pengolahan data
Data yang didapat setelah pengujian :
  • Diameter Aktual,
  • Gaya tarik yang diberikan pada penampang,
  • Perpanjangan penampang,
  • Beban leleh & maksimum,
  • Deformasi alat Vs beban,
  • Data dan grafik Deformasi alat Vs beban menggunakan Strain Gauge.
Perhitungan
NoTipeDiameter aktual (mm)Diameter nominal (mm)Luas penampang awal (mm2)Berat (gram)Panjang awal (mm)
1Ulir9.891078.5243403
2Ulir9.8151078.5352593
3Ulir12.70713132.665388390
4Ulir12.69713132.665591595
5Ulir15.39916200.96583399
6polos7.7850.24145397
7polos9.461078.5242404
8polos11.612113.04334393

NoTipepanjang akhir (mm)% penambahan panjangdiameter akhir (mm)Luas penampang akhir (mm2)
1Ulir4337.4441699.54471.503
2Ulir6306.239469.52371.189
3Ulir43712.0512812.005113.125
4Ulir6346.55462212.300118.770
5Ulir4205.26315815.010176.859
6polos4339.068017.37242.667
7polos46013.861399.24167.030
8polos44813.9949111.00094.990

Tabel 1.3 Hasil Perhitungan strength
Tipesyield (N/mm2)sultimate (N/mm2)
polos 8585.7882820.1035
polos 10587.3503874.7771
polos 12260.4503477.3089
ulir 10456.1338574.8535
ulir 13425.1875573.0788
ulir 16170.8549219.6706

Nilai modulus Young dapat diperoleh dari grafik. Nilai modulus Young merupakan nilai kemiringan dari garis pada fase elastis. Fungsi garis fase elastis adalah y = 211044x -12.405. Oleh karena itu didapatkan nilai modulus Young baja polos 12 hasil strain gauge adalah 211.044 MPa. Nilai tersebut termasuk baik karena pada teorinya nilai modulus baja adalah sekitar 200000 MPa.

Praktikum Bahan Bangunan Laut 5

Pada Jumat, tanggal  31 Oktober - 4 November 2016, kami melakukan praktikum yang dilaksanakan di Laboratorium Rekyasa Struktur yang terletak di belakang gedung CIBE. Praktikum pada hari tersebut meliputi :

Curing Beton
Capping Beton
Uji Beton 7 Hari

Curing Beton :
1. Beton yang sudah memadat dilepas dari bekisting
2. Memasukkan beton segar ke dalam bak curing yang berisi air kapur
3. Tutup beton yang dimasukkan ke dalam bak dengan kain agar bagian atas beton juga terbasahi
4. Didiamkan selama 4 hari (atau diambil kembali saat h-1 uji beton)

Dokumentasi :


Capping Beton :

1. Beton dikeluarkan dari bak curing
2. Beton didiamkan terlebih dahulu sehingga kering
3. Siapkan cetakan yang sudah diisi oleh belerang yang sudah dipanaskan
4. Letakkan cetakan pada salah satu ujung beton
5. Dingikan beton yang sudah di cap oleh belerang
6. Beton siap di uji

Dokumentasi :


Uji Beton 14 Hari :
1. Timbang berat awal beton sebelum diuji
2. Letakkan beton pada UTM (Universal Testing Machine) pada tempat yang disediakan
3. Jalankan UTM dengan tekanan dinaikan secara berkala dengan kecepetan berkisar 4 kg/cm2 - 6 kg/cm2 per detik
4. Lakukan pembebanan hingga beton mengalami brittle atau hancur, lalu catat beban maksimum yang dapat diterima oleh beton.
5. Hitung kuat tekan beton benda uji dengan membagi gaya maksimum yang diberikan UTM dengan luas permukaan yang terkena gaya

Hasil uji tekan :
beton 1 = 237.000 N = 13.4115 MPa
beton 2 = 247.000 N = 13.9773 MPa
Dokumentasi :
1477632942711

Praktikum Bahan Bangunan Laut 4

Pada Jumat, tanggal  23-28 Oktober 2016, kami melakukan praktikum yang dilaksanakan di Laboratorium Rekyasa Struktur yang terletak di belakang gedung CIBE. Praktikum pada hari tersebut meliputi :

Curing Beton
Capping Beton
Uji Beton 7 Hari

Curing Beton :
1. Beton yang sudah memadat dilepas dari bekisting
2. Memasukkan beton segar ke dalam bak curing yang berisi air kapur
3. Tutup beton yang dimasukkan ke dalam bak dengan kain agar bagian atas beton juga terbasahi
4. Didiamkan selama 4 hari (atau diambil kembali saat h-1 uji beton)

Dokumentasi :


Capping Beton :

1. Beton dikeluarkan dari bak curing
2. Beton didiamkan terlebih dahulu sehingga kering
3. Siapkan cetakan yang sudah diisi oleh belerang yang sudah dipanaskan
4. Letakkan cetakan pada salah satu ujung beton
5. Dingikan beton yang sudah di cap oleh belerang
6. Beton siap di uji

Dokumentasi :


Uji Beton 7 Hari :
1. Timbang berat awal beton sebelum diuji
2. Letakkan beton pada UTM (Universal Testing Machine) pada tempat yang disediakan
3. Jalankan UTM dengan tekanan dinaikan secara berkala dengan kecepetan berkisar 4 kg/cm2 - 6 kg/cm2 per detik
4. Lakukan pembebanan hingga beton mengalami brittle atau hancur, lalu catat beban maksimum yang dapat diterima oleh beton.
5. Hitung kuat tekan beton benda uji dengan membagi gaya maksimum yang diberikan UTM dengan luas permukaan yang terkena gaya

Hasil uji tekan :
beton 1 = 203.000 N = 11.4875 MPa
beton 2 = 203.000 N = 11.4875 MPa
Dokumentasi :
1477632942711

Praktikum Bahan Bangunan Laut 3

Pada Jumat, tanggal  21 Oktober 2016, kami melakukan praktikum yang dilaksanakan di Laboratorium Rekyasa Struktur yang terletak di belakang gedung CIBE. Praktikum pada hari tersebut meliputi :

Pembuatan Beton


Tabel 1 Tabel Komposisi Unsur yang Dibutuhkan

Komposisi Unsur Campuran Beton (0.036 m3 - 6 silinder + 15%)
1
Semen
15.011 Kg
2
Air
7.793 Kg
3
Agregat Kasar Kondisi Lapangan
26.701 Kg
4
Agregat halus Kondisi Lapangan
44.781 Kg
Prosedur Pelaksanaan :
  1. Mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan, seperti menyaring agregat halus dan kasar agar siap digunakan
  2. Menimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan jumlah yang tertera di atas
  3. Oleskan oli pada dinding bekisting yang akan digunakan untuk mencetak beton 
  4. Setelah selesai, bahan bahan dimasukkan ke mesin molen dan diaduk. Bahan yang dimasukkan pertama adalah agregat kasar, agregat halus, dan semen. Setelah diaduk beberapa lama, masukkan air dan aduk hingga rata
  5. Jika adonan masih keras, masukkan kembali beberapa kilogram air sehingga mencapai nilai slump yang ditentukan
  6. Setelah campuran beton segar rata lakukan uji slump untuk menentukan apakah betton tersebut sesuai dengan standar atau tidak
  7. Setelah sesuai standar, beton segar dimasukkan kedalam bekisting sambil dipadatkan dengan cara digetarkan dengan vibrator
  8. Setelah satu hari (pada kasus ini dua hari), beton dilepaskan dari bekisting dan dimasukkan kedalam bak perawatan
Dokumentasi :