
Penjelasan tentang agregat?
Agregat yang digunakan dalam campuran beton ada 2 jenis, yaitu agregat halus (pasir) dan agregat kasar (kerikil/batuan pecah). Pembedaan pada ukurannya. Menurut standar ASTM (American Society of the International Association for Testing and Materials), agregat kasar merupakan agregat yang memiliki ukuran lebih besar dari 4.75 mm. Selain itu dianggap agregat halus
Apa saja jenis agregat?
Berdasar sumbernya : alam (kerikil & pasir alami) dan buatan (bijih besi, terak tanur tinggi, fly ash)
Berdasar beratnya : berat (> 2800 kg/m3) dan normal (2200-2500 kg/m3)
Berdasar tekstur permukaannya : halus, berbutir, kasar, honeycomb, dsb.
Bedasar bentuknya : bulat, bersudut, pipih, pipih panjang, dsb.
Apa saja pembagian agregat kasar berdasarkan batuan asalnya?
Batuan beku : granit, quartz-diorit, syenit, basalt, dll.
Batuan endapan : dolomit, chert, batu kapur, dll.
Batuan metamorf : marmer, kuartsit, dll.
Apa itu kurva gradasi?
Distribusi dari ukuran agregat. Dilakukan pengujian melalui analisa saringan sesuai dengan standard. Hasilnya biasanya disajakin secara grafis dalam suatu kurva, yaitu kurva gradasi itu sendiri.

Contoh kurva gradasi. Diatas merupakan : Kurva Gradasi Agregat Kasar

Tabel Gradasi Kombinasi Agregat Kasar menurut ASTM C-33
Ada beberapa variasi distribusi gradasi :
Gradasi sela : salah satu/lebih ukuran butir tidak ada
Gradasi menerus : memiliki semua ukuran butiran
Gradasi seragam : agregatnya mempunyai ukuran yang sama
Apa itu modulus kehalusan?
Indeks yang dipakai untuk mengukur kehalusan atau kekasaran agregat. Didefinisikan jumlah persen kumulatif dari butir agregat yang tertinggal diatas satu set saringan, memberikan indikasi kemungkinan perilaku suatu campuran beton pada suatu gradasi tertentu, dan dapat dipakai sebagai dasar untuk mencari perbandingan dari suatu campuran agregat.
Apa pengaruh kekuatan agregat terhadap kekuatan beton?
Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik, maka gradasi agregatnya harus menerus. Selain variasi berbagai ukuran, juga harus terdistribusi dengan baik sehingga menimbulkan interlocking yang baik. Beton mutu tinggi mengalami keruntuhan biasanya terjadi karena kegagalan lekatan antara pasta semen dan agregat, dicegah dengan memiliki karakteristik daya ikat yang kuat dengan mortar semen baik secara kimia maupun fisik. Kekuatan ikatan pasta semen dengan agregatnya pada zona transisi (bagian yang terlemah dalam mortar, lebih berpori-pori dibandingankan dengan struktur pasta semen lainnya) merupakan faktor utama yang menentukan daya tahan abrasi untuk beton. Ukuran, bentuk serta sifat-sifat fisik dan kimiawi agregat amat mempengaruhi karakteristik zona transisi termasuk pembentukan microcracking (crack yang sangat kecil sehingga tidak terlihat secara kasat mata), ini penyebab utama tingginya tingkat permeabilitas pada beton.
Penjelasan tentang agregat maksimum?
Semakin besar ukuran agreagat, semakin kecil kebutuhan airnya. Untuk agregat > 38.1 mm, walaupun kekuatan meningkat tapi daerah lekatan berkurang, sehingga terjadi penurunan kekuatan. Sedangkan agregat > 40 mm menyebabkan resikio segregasi. Ada pembatasan struktural ACI 318 (American Concrete Institute) dan PBI, 1989 (Peraturan Beton Indonesia) untuk penulangan dan pemadatan
Metoda standar yang digunakan sekarang :
Spec ASTM c136-84a – Standard Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates.
ACI 318 dan PBI 1989 – Building Code Requirements for Structural Concrete and Commentary.
SNI 03-1968-1990 – Metode Pengujian Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar.
ASTM c136-1992 – Test Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates.
ASTM c33-90 – Standard Spesification for Concrete Aggregates.
ASTM c131-1989 – Standard Test Method for Resistance to Degradation of small size coarse aggregate by Abrasion and Impact in the Los Angeles machine (AASHTO no. T96).
SNI 03-2417-2008 revisi SNI 2417-1991 – Metode Pengujian Kehalusan Agregat dengan Mesin Abrasi Los Angeles.
ENV 206:1997 – Concrete - Performance, Production, Placing and Compliance Criteria
ASTM c88-1990 – Test Method for Soundness of Aggregates by Use of Sodium Sulfate or Magnesium Sulfate.
ASTM c227-1990 – Test Method for Potential Alkali Reactivity of Cement-Agregate Combinations (Mortar-Bar Method).
SNI 03-3407-2008 – Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Batu terhadap Larutan Natrium.
AS 2758.1 – Agregates and Rock for Engineering Purposes. Part 1: concrete aggregates.
ASTM c289-1987 – Test Method for Potential Alkali Silica Reactivity of Aggregates (Chemical Method).
ASTM c40-92 – Test Method for Organic Impurities in Fine Aggregates for Concrete.
SNI 03-2816-1992 – Metode Pengujian Kotoran Organik dalam Pasir untuk Campuran Mortar atau Beton
ASTM c117-90 – Test Method for Material Finer than 75-mm (No. 200) Sieve in Mineral Aggregates by Washing.
SNI 03-4142-1996 – Metode Pengujian Jumlah Bahan dalam Agregate yang Lolos Saringan Nomor 200 (0,0075 mm).
AS 1141-section-31 – Method for Sampling and Testing Aggregates.
SNI 03-3416-1994 – Metode Pengujian Partikel Ringan dalam Agregat.
ASTM c123-1990 – Test Method for Lightweight Particles in Aggregate.
BS 3148:1980 – Method of Test for Water for Making Concrete (including notes on the suitability of the water).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar